Di suatu desa yang jauh dari keramain, agak terpencil, hidup
seorang bapak yang mengaku mempunyai kekayaan yang berlimpah. Ia memiliki satu
hektar tanah disana. Sebenarnya tanah seluas itu hanyalah tergolong rata-rata untuk
kekayaan warga di desa tersebut. Tapi bapak itu begitu yakin bahwa ia adalah
orang yang terkaya di desanya.
Pada suatu ketika, datanglah 3 orang yang dari kota untuk
menemui bapak itu. Mereka memberikan penawaran untuk membeli tanah bapak itu
dengan harga dua kali lipat dari harga standarnya. Tanpa berpikir panjang,
bapak itu kemudian menyetujui deal tersebut. Seminggu berlalu, kemudian si
bapak menyadari bahwa sekelompok orang tadi rela membayar harga dua kali lipat
karena tanah miliknya memilki kandungan mineral untuk bahan bakar yang melimpah.
Terbesit perasaan kecewa dalam benak bapak itu atas apa yang telah
dilakukannya.
Teman-teman sekalian, lantas apa yang bisa kita pelajari
dari cerita diatas?
Kita semua seringkali mengakui, mengkalim bahwa kita
mempunyai sumberdaya, talenta, kekuatan yang spesial yang melebihi orang lain. Tapi hanya sebatas mengakuinya, mengkalimnya. Kita jarang sekali menggali apa
yang ada dalam diri kita. Kalimat-kalimat itu sudah terdengar begitu klise di telinga saya. Lihatlah cerita bapak diatas, apabila ia menyadari
bahwa di tanah miliknya terkandung sumber daya alam yang melimpah, akhir cerita
diatas pastilah berbeda. Yuk, mulai dari sekarang kita menggali kekayaan sumber
daya yang ada di dalam diri kita. Kita adalah lebih dari apa yang kita pikirkan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar