Minggu, 28 April 2013

David dan Goliath



Kita semua mengetahui kisah David dan Goliath. Ada seorang raksasa yang selalu menakut-nakuti dan mengganggu anak-anak di sebuah desa. Suatu hari, seorang anak gembala berusia 17 tahun datang mengunjungi saudara-saudaranya di desa itu dan bertanya, “Mengapa kalian tidak bersatu melawan raksasa itu?” Saudara-saudaranya ketakutan dan menjawab,”Tidakkah kau lihat bahwa ia terlalu besar untuk dilawan?” Tetapi David berkata, “Tidak, ia tidak terlalu besar untuk dilawan, tetapi terlalu besar untuk diabaikan.” Selanjutnya adalah cerita. Kita semua tahu apa ynag terjadi. David membunuh raksasa itu dengan ketapel. Raksasanya sama tetapi persepsinya berbeda.


Sikap kita menentukan bagaimana kita melihat tantangan. Bagi seorang yang berpikiran positif, tantangan dapat merupakan batu loncatan menuju kesuksesan. Sedangkan bagi seorang yang berpikiran negatif, tantangan dapat menjadi batu sandungan. 


Oraganisasi-organisasi besar tidak diukur dari upah dan kondisi kerja, tetapi oleh persaan, sikap, dan hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lainnya. 


Jika karyawan mengatakan,”Saya tidak dapat melakukannya,” maka ada dua kemungkinan arti. Mereka tidak tahu bagaimana melakukannya atau tidak ingin melakukannya? Jika mereka tidak tahu bagaimana melakukannya, maka persoalannya adalah pelatihan. Tetapi jika mereka mengatakan tidak ingin melakukannya, maka persoalannya adalah sikap (mereka tidak peduli) atau masalah nilai (mereka yakin bahwa mereka sebaiknya tidak melakukannya).
 

 

Senin, 15 April 2013

Tidak belajar dari kesalahan masa lalu



Orang yang tidak belajar dari pengalaman masa lalu akan menghadapi malapetaka. Kegagalan adalah guru jika kita memiliki sikap yang tepat. Kegagalan adalah jalan memutar, bukan akhir dari segalanya. Kegagalan adalah penundaan, bukan kekalahan. Pengalaman adalah istilah yang kita berikan untuk kesalahan kita.


Ada orang yang hidup dan belajar, dan ada pula yang hanya hidup saja. Orang bijak belajar dari kesalahan-kesalahan mereka, orang yang lebih bijak belajar dari kesalahan orang lain. Hidup kita tidak cukup panjang untuk belajar hanya dari kesalahan-kesalahan kita.


Beberapa orang bukan hanya tidak pernah belajar dari kesalahan-kesalahan mereka tetapi terus melakukannya sampai mereka benar-benar menguasai kesalahan-kesalahan tersebut. Mereka menjadi ahli dalam membuat kesalahan.