Kita semua mengetahui kisah David dan Goliath. Ada seorang
raksasa yang selalu menakut-nakuti dan mengganggu anak-anak di sebuah desa.
Suatu hari, seorang anak gembala berusia 17 tahun datang mengunjungi
saudara-saudaranya di desa itu dan bertanya, “Mengapa kalian tidak bersatu
melawan raksasa itu?” Saudara-saudaranya ketakutan dan menjawab,”Tidakkah kau
lihat bahwa ia terlalu besar untuk dilawan?” Tetapi David berkata, “Tidak, ia
tidak terlalu besar untuk dilawan, tetapi terlalu besar untuk diabaikan.”
Selanjutnya adalah cerita. Kita semua tahu apa ynag terjadi. David membunuh
raksasa itu dengan ketapel. Raksasanya sama tetapi persepsinya berbeda.
Sikap kita menentukan bagaimana kita melihat tantangan. Bagi
seorang yang berpikiran positif, tantangan dapat merupakan batu loncatan menuju
kesuksesan. Sedangkan bagi seorang yang berpikiran negatif, tantangan dapat
menjadi batu sandungan.
Oraganisasi-organisasi besar tidak diukur dari upah dan
kondisi kerja, tetapi oleh persaan, sikap, dan hubungan antara orang yang satu
dengan orang yang lainnya.
Jika karyawan mengatakan,”Saya tidak dapat melakukannya,”
maka ada dua kemungkinan arti. Mereka tidak tahu bagaimana melakukannya atau
tidak ingin melakukannya? Jika mereka tidak tahu bagaimana melakukannya, maka
persoalannya adalah pelatihan. Tetapi jika mereka mengatakan tidak ingin
melakukannya, maka persoalannya adalah sikap (mereka tidak peduli) atau masalah
nilai (mereka yakin bahwa mereka sebaiknya tidak melakukannya).